Selasa, 09 April 2013

Budidaya Ikan Lele Dumbo

LELE DUMBO
By. Rai Agung Irfan S, A.Md

Lele dumbo (Clarias gariepinus) adalah sejenis lele budidaya yang berasal dari Afrika . Dibandingkan dengan lele lokal ( lele kampung C. batrachus, dan C. macrocephalus) lele dumbo berukuran lebih besar dan patilnya tidak tajam sehingga disukai konsumen. Kelemahannya adalah dagingnya lunak dan mudah hancur bila digoreng.


Nama "dumbo" diberikan karena ukurannya yang lebih besar daripada rata-rata lele lokal Asia Tenggara. Secara alami ditemukan di berbagai tempati di Afrika dan timur Tengah. Mereka menyukai air tawar yang tenang serta kubangan buatan manusia, bahkan mampu bertahan hidup dalam saluran air buangan. Ikan ini sekarang dibudidayakan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) sebagai sumber pangan. Persilangannya dengan lele lokal Asia Tenggara telah dilakukan untuk memperbaiki kualitas daging dan telah dibudidayakan dengan nama sama.

 
Lele Dumbo merupakan hibrida eks impor dari Taiwan yang mempunyai sifat-sifat lebih unggul dibanding jenis ikan lainnya.  Keunggulan itu adalah pertumbuhannya cepat, rasanya enak dan kandungan gizinya tinggi.  Untuk mencapai berat 0,2 – 0,3 Kg, lele dumbo hanya membutuhkan waktu sekitar 3 bulan, sedangkan lele lokal tidak kurang dari 1 tahun. Di Sawitan Boyolali misalnya, lele dumbo dapat dipanen dengan masa pemeliharaan antara 2,5 – 3 bulan, kisaran berat 200 sampai 300 gram/ekor.  Ini membuktikan bahwa dengan metode pemeliharaan yang tepat lele dumbo mampu memberikan keuntungan yang cukup besar bagi pembudidaya.

Klasifikasi dan Ciri Morfologi
            Lele Dumbo (Clarias gariepinus) merupakan jenis ikan yang termasuk dalam famili Claridae dan jenis Clarias.  Species ini merupakan saudara dekat lele lokal  yang selama ini dikenal dengan ciri-ciri morfologisnya sama.
            Ikan lele mempunyai bentuk badan yang memanjang, berkepala pipih, tidak bersisik, memeiliki empat pasang kumis yang berfungsi sebagai alat peraba dan memiliki alat pernapasan tambahan.  Sirip dadanya berbentuk bulat agak memanjang dengan ujung runcing dan dilengkapi dengan  sepasang duri yang biasa disebut Patil.  Namun patil ini tidak begitu kuat dan setajam yang dimiliki oleh lele lokal.

Perilaku dan Syarat Hidup
            Secara umum, lele dumbo mempunyai perilaku yang hampir sama dengan lele lokal.  Beberapa sifat fisiologis dan perilaku lele dumbo yang perlu diketahui adalah sebagai berikut.
! Lele Dumbo mempunyai alat pernapasan tambahan  sehingga  mampu bertahan hidup dan  dapat dipelihara dilingkungan air yang tidak jernih.
! Mata lele dumbo berukuran kecil sehingga penglihatannya kurang baik.  Sebagai gantinya  ia mempunyai sungut yang berfungsi sebagai alat peraba.
! Ikan Lele bersifat nocturnal, yaitu kebiasaan aktif mencari makan pada  waktu malam hari.
! Lele menyukai genangan air yang agak tenang.
! Mempunyai kebiasaan meloncat, lebih-lebih bila berganti lingkungan hidupnya.
! Termasuk pemakan segala namun lebih identik dengan pemakan daging/carnivora.

Langkah - langkah  Pemeliharaan

            Seperti kita ketahui bahwa untuk mendapatkan hasil yang lebih baik serta optimal dalam budidaya lele dibutuhkan pengalaman dan ketrampilan yang memadai, sehingga bagi para pemula perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 
!   Persiapan Media Budidaya.
      Media pemeliharaan lele Dumbo, bisa permanen ( semen ) bisa juga dari kolam tanah. Kedua – duanya ada perlakuan khusus sebelum ikan ditebar.
v  Untuk kolam yang terbuat dari semen, kolam direndam dengan air yang dicampur dengan sabut kelapa atau daun pepaya selama 7 – 10 hari, setelah itu air dibuang dan diganti dengan air baru dan dilakukan pemupukan dengan dosis 0.5 – 1 kg/m2.
v  Sedangkan untuk kolam yang terbuat dari tanah, sebelum ikan ditebar kolam dilakukan pengeringan selama 3 – 5 hari dilanjutkan pengapuran ( dolomit ) dengan dosis 10 gr/m2, dan dilakukan pemupukan menggunakan pupuk kandang seperti kotoran ayam atau ternak lainnya dengan dosis  500 gram/m2 dengan cara ditebar merata di permukaan tanah dasar kolam. Selanjutnya kolam diairi dengan kedalaman air 20-25 cm biarkan kurang lebih 5-7 hari sampai air berwarna hijau kecoklatan, barulah air ditambah sampai ketinggian 70 – 100 m dan kolam siap ditebar.
v  Sebelum kolam ditebar benih, usahakan kondisi media budidaya sudah siap dengan ditandai warna air berwarna hijau kecoklatan,  artinya bahwa media ini sudah banyak menyimpan jasad-jasad renik dan pakan alami. 

 
!  Penebaran benih.
Agar memperoleh hasil yang maksimal, kita harus mengetahui ciri-ciri benih yang baik :
-       Organ tubuhnya lengkap baik sungut maupun siripnya masih mulus
-       Tidak terdapat luka dan penyakit ( jamur maupun bakteri )
-       Bentuknya memanjang
-       Gerakannya lincah
-       Nafsu makan tinggi
-       Ukuran seragam ( 7 – 9 cm )

Kalau bisa benih diperoleh dari lingkungan sekitar agar tidak terjadi perbedaan lingkungan yang mencolok, sehingga proses adaptasinya bisa lebih cepat.
               Padat tebar lele sangat tergantung dengan jumlah pakan yang tersedia, hal ini berhubungan dengan cara pemeliharaan :
1. Pemeliharaan secara Tradisional           : 50 ekor/m3 ukuran 7-9 cm
      2. Pemeliharaan secara Semi Intensif        : 50 - 100 ekor/m3 ukuran 7-9 cm
      3. Pemeliharaan secara Intensif                 : >100  ekor/m3 ukuran 7-9 cm                           
                     Sebelum benih ditebar sebaiknya perlu persiapan yang matang agar tidak terjadi kematian pada awal tebar, persiapan yang perlu  dilakukan adalah sebagai berikut ;
-          penebaran benih dilakukan pada saat suhu rendah, pagi atau sore hari
-          Adaptasikan terlebih dulu ,  dengan cara memasukkan air kolam ke dalam kantong  sedikit demi sedkit kemudian biarkan benih keluar dengan sendirinya.
-          Usahakan penebaran merata  di semua  areal kolam sehingga mampu mendapatkan pakan alami dengan leluasa.
-          Usahakan benih yang akan ditebar  seragam agar tidak terjadi persaingan pakan, bila didapati ukuran  yang tidak sama masukkan dalam kolam yang terpisah.
 
!   Pemeliharaan dan Pemberian Pakan Tambahan
Perlu diketahui bahwa lele sangat rentan dengan adanya perubahan suhu, karena lele tidak memiliki sisik. Sehingga tidak dianjurkan memelihara lele dengan air yang mengalir deras, karena suhu air akan sangat mudah berubah. Air kolam cukup diganti 3-5 hari sekali, itupun tidak lebih dari 50 % agar tidak terjadi fluktuasi suhu yang mencolok.
Pada kegiatan pembesaran,  pemberian pakan tambahan mutlak harus dilakukan karena ikan lele tidak mungkin mendapatkan pakan hanya dari lingkungan kolam, mengingat lele punya sifat kanibal maka pakan tambahan  yang diberikan harus benar-benar cukup dengan jumlah lele yang dibudidayakan.  Adapun langkah-langkah nya adalah sebagai berikut ;
-          Pemberian pakan dilakukan 2 hari setelah penebaran, karena lele masih menyesuaikan diri dengan lingkungan kolam, sehingga masih kurang respon terhadap pakan yang diberikan.
-          Sebaiknya pakan yang diberikan disesuaikan dengan ukuran mulut ikan, agar pakan tidak terbuang secara percuma.
-          Usahakan pakan mempunyai mutu yang sama dan kandungan gizi yang tinggi sehingga mampu memacu pertumbuhan
-          Jumlah pakan yang diberikan minimal 3% dari jumlah ikan yang ditebar
-          Waktu pemberian pakan sebaiknya teratur sebanyak 2-3 kali/hari yaitu pagi , sore dan malam hari. Khusus untuk malam hari, jumlahnya lebih diperbanyak karena sifat lele yang aktif mencari makan di malam hari.
-          Usahakan pemberian pakan disebar merata di semua permukaan kolam agar semua ikan mendapatkan jumlah pakan yang sama.

!  Kegiatan panen.

            Panen dilakukan setelah masa pemeliharaan mencapai 3 bulan, dengan berat berkisar antara 150 – 200 gram ( 1 Kg berisi 8 – 10 ekor ) tergantung mutu benih yang ditebar.  Panen dilakukan pada saat suhu rendah pagi atau sore hari, dengan cara mengeringkan kolam sampai memungkinkan untuk dilakukan penangkapan agar lele tidak banyak yang stres atau banyak yang mati.  Dibeberapa daerah umumnya kegiatan panen dilakukan karena sudah mencapai ukuran standar untuk dipasarkan sehingga hal ini juga tergantung oleh permintaan pasar dan perilaku konsumen.  Artinya masa pemeliharaan 3 bulan bukanlah waktu yang pasti sebagai tolok ukur  masa pemeliharaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar