LELE DUMBO
By. Rai Agung Irfan S, A.Md
Lele dumbo (Clarias gariepinus) adalah sejenis lele budidaya yang berasal dari Afrika . Dibandingkan dengan lele lokal ( lele kampung C. batrachus, dan C. macrocephalus) lele dumbo berukuran lebih besar dan patilnya tidak tajam sehingga disukai konsumen. Kelemahannya adalah dagingnya lunak dan mudah hancur bila digoreng.
Nama "dumbo" diberikan karena ukurannya yang lebih besar daripada rata-rata lele lokal Asia Tenggara. Secara alami ditemukan di berbagai tempati di Afrika dan timur Tengah.
Mereka menyukai air tawar yang tenang serta kubangan buatan manusia,
bahkan mampu bertahan hidup dalam saluran air buangan. Ikan ini
sekarang dibudidayakan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) sebagai
sumber pangan. Persilangannya dengan lele lokal Asia Tenggara telah
dilakukan untuk memperbaiki kualitas daging dan telah dibudidayakan
dengan nama sama.
Lele Dumbo
merupakan hibrida eks impor dari Taiwan yang mempunyai sifat-sifat
lebih unggul dibanding jenis ikan lainnya.
Keunggulan itu adalah pertumbuhannya cepat, rasanya enak dan kandungan
gizinya tinggi. Untuk mencapai berat 0,2
– 0,3 Kg, lele dumbo hanya membutuhkan waktu sekitar 3 bulan, sedangkan lele
lokal tidak kurang dari 1 tahun. Di Sawitan Boyolali misalnya, lele dumbo dapat dipanen dengan masa
pemeliharaan antara 2,5 – 3 bulan, kisaran berat 200 sampai 300 gram/ekor. Ini membuktikan bahwa dengan metode
pemeliharaan yang tepat lele dumbo mampu memberikan keuntungan yang cukup besar
bagi pembudidaya.
Klasifikasi dan Ciri
Morfologi
Lele Dumbo (Clarias gariepinus) merupakan jenis ikan
yang termasuk dalam famili Claridae dan jenis Clarias. Species ini merupakan saudara dekat lele
lokal yang selama ini dikenal dengan
ciri-ciri morfologisnya sama.
Ikan lele mempunyai bentuk
badan yang memanjang, berkepala pipih, tidak bersisik, memeiliki empat pasang
kumis yang berfungsi sebagai alat peraba dan memiliki alat pernapasan
tambahan. Sirip dadanya berbentuk bulat
agak memanjang dengan ujung runcing dan dilengkapi dengan sepasang duri yang biasa disebut Patil.
Namun patil ini tidak begitu kuat dan setajam yang dimiliki oleh lele
lokal.
Perilaku dan Syarat Hidup
Secara
umum, lele dumbo mempunyai perilaku yang hampir sama dengan lele lokal. Beberapa sifat fisiologis dan perilaku lele
dumbo yang perlu diketahui adalah sebagai berikut.
! Lele Dumbo mempunyai alat pernapasan
tambahan sehingga mampu bertahan hidup dan dapat dipelihara dilingkungan air yang tidak
jernih.
! Mata lele dumbo berukuran kecil sehingga
penglihatannya kurang baik. Sebagai
gantinya ia mempunyai sungut yang
berfungsi sebagai alat peraba.
! Ikan Lele bersifat nocturnal, yaitu kebiasaan aktif mencari makan pada waktu malam hari.
! Lele menyukai genangan air yang agak
tenang.
! Mempunyai kebiasaan meloncat, lebih-lebih
bila berganti lingkungan hidupnya.
! Termasuk pemakan segala namun lebih
identik dengan pemakan daging/carnivora.
Langkah - langkah Pemeliharaan
Seperti kita ketahui bahwa
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik serta optimal dalam budidaya lele
dibutuhkan pengalaman dan ketrampilan yang memadai, sehingga bagi para pemula
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
! Persiapan Media Budidaya.
Media pemeliharaan lele Dumbo, bisa permanen ( semen ) bisa
juga dari kolam tanah. Kedua – duanya ada perlakuan khusus sebelum ikan
ditebar.
v Untuk kolam yang terbuat dari semen, kolam
direndam dengan air yang dicampur dengan sabut kelapa atau daun pepaya selama 7
– 10 hari, setelah itu air dibuang dan diganti dengan air baru dan dilakukan
pemupukan dengan dosis 0.5 – 1 kg/m2.
v Sedangkan untuk kolam yang terbuat dari
tanah, sebelum ikan ditebar kolam dilakukan pengeringan selama 3 – 5 hari
dilanjutkan pengapuran ( dolomit ) dengan dosis 10 gr/m2, dan
dilakukan pemupukan menggunakan pupuk kandang seperti kotoran ayam atau ternak
lainnya dengan dosis 500 gram/m2
dengan cara ditebar merata di permukaan tanah dasar kolam. Selanjutnya kolam
diairi dengan kedalaman air 20-25 cm biarkan kurang lebih 5-7 hari sampai air
berwarna hijau kecoklatan, barulah air ditambah sampai ketinggian 70 – 100 m
dan kolam siap ditebar.
v Sebelum kolam ditebar benih, usahakan
kondisi media budidaya sudah siap dengan ditandai warna air berwarna hijau
kecoklatan, artinya bahwa media ini
sudah banyak menyimpan jasad-jasad renik dan pakan alami.
! Penebaran benih.
Agar memperoleh hasil yang
maksimal, kita harus mengetahui ciri-ciri benih yang baik :
-
Organ
tubuhnya lengkap baik sungut maupun siripnya masih mulus
-
Tidak
terdapat luka dan penyakit ( jamur maupun bakteri )
-
Bentuknya
memanjang
-
Gerakannya
lincah
-
Nafsu
makan tinggi
-
Ukuran
seragam ( 7 – 9 cm )
Kalau bisa benih diperoleh dari lingkungan sekitar
agar tidak terjadi perbedaan lingkungan yang mencolok, sehingga proses
adaptasinya bisa lebih cepat.
Padat
tebar lele sangat tergantung dengan jumlah pakan yang tersedia, hal ini
berhubungan dengan cara pemeliharaan :
1. Pemeliharaan secara Tradisional : 50 ekor/m3 ukuran 7-9 cm
2.
Pemeliharaan secara Semi Intensif :
50 - 100 ekor/m3 ukuran 7-9 cm
3.
Pemeliharaan secara Intensif :
>100 ekor/m3 ukuran 7-9 cm
Sebelum
benih ditebar sebaiknya perlu persiapan yang matang agar tidak terjadi kematian
pada awal tebar, persiapan yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut ;
-
penebaran
benih dilakukan pada saat suhu rendah, pagi atau sore hari
-
Adaptasikan
terlebih dulu , dengan cara memasukkan
air kolam ke dalam kantong sedikit demi
sedkit kemudian biarkan benih keluar dengan sendirinya.
-
Usahakan
penebaran merata di semua areal kolam sehingga mampu mendapatkan pakan
alami dengan leluasa.
-
Usahakan
benih yang akan ditebar seragam agar
tidak terjadi persaingan pakan, bila didapati ukuran yang tidak sama masukkan dalam kolam yang
terpisah.
! Pemeliharaan dan Pemberian Pakan Tambahan
Perlu diketahui bahwa lele
sangat rentan dengan adanya perubahan suhu, karena lele tidak memiliki sisik.
Sehingga tidak dianjurkan memelihara lele dengan air yang mengalir deras,
karena suhu air akan sangat mudah berubah. Air kolam cukup diganti 3-5 hari
sekali, itupun tidak lebih dari 50 % agar tidak terjadi fluktuasi suhu yang
mencolok.
Pada kegiatan
pembesaran, pemberian pakan tambahan
mutlak harus dilakukan karena ikan lele tidak mungkin mendapatkan pakan hanya
dari lingkungan kolam, mengingat lele punya sifat kanibal maka pakan
tambahan yang diberikan harus
benar-benar cukup dengan jumlah lele yang dibudidayakan. Adapun langkah-langkah nya adalah sebagai
berikut ;
-
Pemberian
pakan dilakukan 2 hari setelah penebaran, karena lele masih menyesuaikan diri
dengan lingkungan kolam, sehingga masih kurang respon terhadap pakan yang
diberikan.
-
Sebaiknya
pakan yang diberikan disesuaikan dengan ukuran mulut ikan, agar pakan tidak
terbuang secara percuma.
-
Usahakan
pakan mempunyai mutu yang sama dan kandungan gizi yang tinggi sehingga mampu
memacu pertumbuhan
-
Jumlah
pakan yang diberikan minimal 3% dari jumlah ikan yang ditebar
-
Waktu
pemberian pakan sebaiknya teratur sebanyak 2-3 kali/hari yaitu pagi , sore dan
malam hari. Khusus untuk malam hari, jumlahnya lebih diperbanyak karena sifat
lele yang aktif mencari makan di malam hari.
-
Usahakan
pemberian pakan disebar merata di semua permukaan kolam agar semua ikan
mendapatkan jumlah pakan yang sama.
! Kegiatan panen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar