Selasa, 16 April 2013

Ikan Hias Diskus

Ikan Hias Diskus
Raja ikan hias air tawar adalah julukan yang pantas diberikan untuk ikan diskus. Disamping keindahan warna yang dimilikinya, misteri untuk memijahkannyapun baru terungkap dalam waktu yang sangat lama. Diskus pertama kali dipublikasikan tahun 1840 oleh Dr. Johann Jacob Heckel. Dari nama beliaulah nama diskus Heckel diambil. Dan sejak saat itulah diskus mulai dipelihara dalam akuarium. Tapi untuk dapat memijahkannya diperlukan waktu yang sangat lama. Jenis diskus Heckel ini ditemukan di sungai Rio Negro (warna air coklat tua), Brasil. Diskus ini banyak sekali ditemukan di sungai ini terutama pada pertemuan sungai ini deng
an sungai Rio Branco (warna air jernih). Agaknya tempat pertemuan antara dua buah sungai yang berbeda warna airnya ini sangat disukai oleh diskus Heckel.

Pada tahun-tahun berikutnya para ilmuwan semakin tertarik mempelajari ikan ini, namun belum ada yang memperoleh kemajuan yang berarti. Mereka mencoba menernakan tetapi tidak berhasil. Salah satu penyebabnya ialah mereka tidak mengetahui pentingnya lendir dari tubuh induk untuk burayak. Situasi ini berlangsung sampai tahun 1959 ketika Harald Schulz membuat laporan tentang diskus alam. Dan mulai saat itulah beberapa diskus alam dibawa ke Jerman dan berhasil diternakan di sana. Dengan berjalannya waktu semakin banyak hobbyists yang memelihara ikan diskus dan berhasil menernakannya. Walalupun demikian diskus tetap menarik karena tantangan dalam membudidayakannya dan harga jualnya yang tinggi 

-->
Ikan ini merupakan ikan hias tawar yang masih bertahan dengan sebutan Raja ikan hias air tawar. Ikan discus pertama kali dijelaskan oleh Dr Heckel pada tahun 1840, beliau menjelaskan tentang temuannya (diskus liar) dari spesies Symphysodon, yang berarti “memiliki gigi di tengah-tengah rahang”. Ikan discus pertama yang ditemukan ini disebut discus Heckel yang memiliki tiga corak bergaris yang sangat tegas. garis pertama yang melewati bagain kepala, garis kedua pada bagian tubuh, dan garis kesembilan pada bagian ekor. Para Discus Heckel berasal dari Rio Negro (Central Brasil).

discus heckel
Pada tahun 1904, genus discus yang lain ditemukan. Pellegrin menulis tentang Green Discus (Symphysodon aequifasciata), spesies yang ditemukan di Danau Tefe dan perairan Amazon Peru. Kemudian pada tahun 1930- an, discus mulai dikenal dan di coba dibudidayakan dalam aquarium. baru pada tahun 1950 – an ikan ini mulai berhasil dikembang biakkan. Sampai pada tahun 1960 – an disebutkan bahwa ada dua spesies lain dari discus, yaitu Brown Discus (Symphysodon aequifasciata axelrodi) dan Blue Discus (Symphysodon aequifasciata haraldi). Walaupun belum begitu jelas, apakah spesies ini sebenarnya berbeda dengan species sebelumnya atau hanya hasil penangkaran.
Sampai akhirnya banyak pembudidaya yang akhirnya tertarik dan berminat untuk menciptakan “corak” dan “jenis” baru pada species ikan ini. Dengan teknologi dan pemahaman yang lebih baik telah pasti membuat kehidupan ikan ini lebih mudah bagi para peternak untuk mengembangbiakkannya. Banyak corak yang sedang dikembangkan dan dengan kualitas ikan yang cukup kuat dan dapat hidup dalam jangkauan yang lebih luas pada parameter air yang berbeda dengan habitat aslinya. Harga yang ditawarkan untuk ikan ini memang terbilang tidaklah murah dibandingkan dengan ikan jenis lain yang berasal dari perairan yang sama. harga tersebut memang sebanding dengan tingkat kesulitan dalam hal perawatan ikan tersebut. Kalau boleh dikategorikan, ikan ini cocok untuk para hobiis ikan tingkat menengah, dilihat dari rentannya terhadap penyakit dan penjagaan kualitas warna yang disesuaikan dengan karakteristik air pada aquarium (tempat hidup ikan discus) itu sendiri. Namun sebenarnya dengan pengetahuan tentang ikan ini, hobiis ikan yang pemula juga mampu untuk merawat ikan ini dengan baik dan dapat bertahan lama dalam aquarium kesayangannya.
Pemeliharaan
Discus memerlukan banyak ruang untuk berenang dan juga perlu disimpan dalam sebuah kelompok kecil jadi tangki aquarium harus cukup besar untuk memungkinkan setidaknya 10 liter air untuk setiap ikan. Jadi kalau misalkan dalam satu tangki aquarium terdapat satu kelompok ikan discus yang terdiri dari 6 ekor ikan, maka setidaknya aquarium tersebut harus memuat 60 liter air. Menggunakan tangki yang lebih kecil akan menyebabkan masalah, tidak hanya akan membahayakan ikan tersebut tetapi bisa juga berakibat negatif terhadap pertumbuhan dan perlu diketahui bahwa mereka “penghasil limbah” yang tinggi. Pemeliharaan tangki bisa jauh lebih sulit untuk menjaga kualitas air yang tinggi.

Jangan tempatkan tangki aquarium di ruangan yang sibuk atau area lalu lalang manusia, karena mereka adalah spesies pemalu. Dengan memposisikan pada tempat yang tepat, mereka akan belajar untuk mempercayai kita (sang pemelihara). aktivitas lalu lintas orang yang berjalan di sekitar aquarium dapat menyebabkan ikan untuk stress dan menjadi takut pada manusia. Tangki aquarium yang dangkal bukan suatu ide yang baik untuk Discus, mereka membutuhkan tangki yang dalam minimal 90 cm untuk membuat mereka merasa nyaman. Ketinggian tangki di stand harus setidaknya setinggi pinggang, jika tangki terlalu rendah, gerakan kaki dll akan menghantui ikan.
Substrat yang dipasang pada aquarium pun menjadi salah satu faktor penentu dalam perawatan discus. tanpa substrat apapun (aquarium polos) memang memudahkan dalam hal pergantian air (perawatan air), namun penyimpanan substrat juga ternyata membantu kta dalam hal penjagaan terhadap kualitas air. Pasir yang digunakan pada aquarium dapat digunakan sebagai media penyerapan limbah dalam air, dan kayu yang digunakan pada aquarium itu membantu untuk menjaga asam pH. Discus yang lebih kecil juga akan menggunakan kayu untuk tempat persembunyian saat ada bahaya. Jadi penggunaan substrat pada aquarium memiliki fungsi yang berarti, namun Imitasi ornamen dan karakter kartun tidak memiliki efek yang sama seperti realisme dalam tangki Discus. Tanaman seperti Java Fern, Amazon Swords and beberapa jenis dari Cryptocoryne sangat baik untuk kehidupan discus di dalam aquarium.
Filtrasi sangat penting dalam memelihara Discus, karena kualitas air adlah faktor penentu pertama untuk kehidupan ikan ini, jadi disarankan lebih baik banyak menyaring air ataupun melakukan pergantian air tiap minggunya. Discus tidak suka banyak aliran air di dalam tangki, jadi sebaiknya aliran air yang digunakan pada sistem filtrasi tidak terlalu kencang (kuat) pada aquarium tersebut. Pastikan filter yang digunakan selalu bersih, karena itu menentukan kualitas kesehatan discus. Penggunaan karbon pada sistem filtrasi tidak dianjurkan, karena dapat menyebabkan pertumbuhan penyakit pada discus.
Usahakan suhu air tidak terlalu dingin karena ikan akan menjadi rentan terhadap penyakit. Suhu yang baik untuk discus antara 27 – 32 ° C dengan kisaran suhu tersebut, ikan discus masih terjaga kesehatannya.
Pada saat ingin menambahkan ikan discus baru pada aquarium, maka usahakan ikan tersebut di pisahkan (karantina) terlebih dahulu, untuk menghindari penyebaran penyakit pada ikan lama dan tingkat stress pada ikan baru tersebut.
Apabila ingin menyatukan dengan ikan jenis lain, maka haruslah bukan ikan yang “rakus” karena ikan discus ini pasti akan kalah bersaing dengan ikan “rakus” tersebut.

Semua ikan diskus ditemukan di sungai Sungai Amazon. Sekarang telah disepakati bahwa diskus dapat ditemukan dalam tiga jenis saluran air Amazon, air putih Amazon Upper, air hitam Rio Negro, dan air jelas dari Amazon Bawah. Sebagian besar mengkajinya ditemukan di daerah air hitam, mereka juga akan mendiami danau banjir
di bank dimana air sangat lembut dan asam. Suhu perubahan sangat sedikit air dalam siklus hari 24 jam, biasanya tetap sekitar tanda F 80 derajat, ini adalah membuat pH tetap konstan juga. diskus ini mendapatkan nama umum dari bentuk tubuhnya, mereka telah mengembangkan tubuh, bulat pipih untuk membantu mereka bersembunyi di vegetasi air dan akar pohon terendam. Mereka adalah salah satu dari beberapa spesies Cichlids yang merupakan spesies sekolah, mereka mengembangkan pecking order mirip dengan Cichlids Afrika dan hal ini harus diingat ketika memutuskan untuk menjaga mereka, tidak pernah membeli satu atau dua spesimen, dan selalu pastikan aquarium anda besar cukup untuk sebuah kelompok kecil.

Ada 2 jenis lain dari discus tercatat, Brown Discus (Symphysodon aequifasciata axelrodi), dan Discus Blue (Symphysodon aequifasciata haraldi). Hal ini tidak disetujui belum, apakah ini sebenarnya adalah spesies yang berbeda atau hanya hasil penangkaran antara spesies yang dicatat asli.

Saat ini ada morphs banyak warna dan strain jika diskusi, ini adalah hasil dari tahun program pemuliaan untuk mengembangkan variasi lebih banyak dan lebih tidak biasa. Yang Discus pertama kali disimpan oleh penjaga ikan di tahun 1930, tetapi sedikit yang diketahui tentang mereka. Banyak usaha yang gagal pada induk adalah karena menggoreng yang dihapus dari orang tua sebelum mereka telah memberi makan pada "susu diskus" lendir yang dihasilkan oleh orang tua untuk memberikan makanan. Pada tahun tujuh puluhan banyak peternak memproduksi jenis yang dominan biru, hijau atau coklat, tidak ada colourations mewah ditemukan saat ini. Tujuan utama dari peternak adalah untuk menghasilkan Discus dari pewarnaan didominasi biru, dan di Eropa dibesarkan spesies yang dominan merah.

Dalam dua puluh tahun terakhir ada banyak strain yang telah dikembangkan dan banyak lagi yang masih diproduksi. peternak modern sekarang mimpi tentang mutasi dari pasangan mereka berkembang biak yang akan menghasilkan merek strain baru.

Teknologi baru dan pemahaman yang lebih baik telah pasti membuat hidup lebih mudah untuk penjaga Discus dengan banyak noda sedang dikembangkan yang sangat kuat dan dapat hidup dalam rentang yang lebih luas parameter air. Mereka masih bisa mendapatkan harga yang tinggi dalam perdagangan air yang memberikan insentif yang sangat baik untuk program pemuliaan yang masih sedang dijalankan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar