Senin, 13 Mei 2013

Faktor Penentu Keberhasilan Budidaya Gurame di Kolam

By. Rai Agung Irfan S, A.Md

Ikan gurame sangat digemari oleh masyarakat kita sebagai ikan konsumsi. Dagingnya padat, durinya besar-besar, rasanya enak dan gurih. Gurame hampir selalu tersedia di restoran, dapat dijadikan berbagai macam masakan terutama gurami bakar dan gurami asam-manis. Ikan ini berharga cukup mahal. Oleh karena itu, budidaya ikan gurame patut dijadikan inspirasi untuk menambah penghasilan kita.
Dalam usaha budidaya ikan gurame, tentu saja kita harus memperhatikan beberapa aspek supaya hasilnya bisa maksimal, di
antaranya:

Aspek Teknis Budidaya Ikan Gurame

1. Lokasi
Dalam pemilihan lokasi, tekstur tanah adalah bagian yang perlu diperhatikan. Jenis tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat berpasir (Badan Standardisasi Nasional, 2006). Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.

2. Kemiringan tanah
Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3?5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. Kawasan perkolaman bebas banjir dan penceamaran serta sesuai dengan rencana tata ruang dan wilayah. Ikan gurami dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian 1?400 m di atas permukaan laut (Badan Standardisasi Nasional, 2006).

3. Sumber air
Sumber air merupakan faktor dominan yang menentukan keberhasilan budidaya gurami dengan kualitas air yang baik. Sumber air dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan adalah air yang mengalir masuk ke kolam mengikuti arah gravitasi misalnya saluran irigasi, air hujan, air sungai, air danau dan mata air. Air tanah yang berasal dari sumur, baik sumur artesis maupun sumur dalam. Air yang baik yaitu tidak tercemar oleh cemaran fisik, kimia dan biologi dari alam, industri, pemukiman dan pertanian (Badan Standardisasi Nasional, 2006). Salah satu syarat utama budidaya gurami adalah air yang bersih. Karena itu hindari pemakaian air yang keruh dan kotor. Sebab jika kotoran itu bercampur dengan pakan, bakal memicu timbulnya bakteri, parasit dan cacing (Agus, 2001).

4. Kualitas Air
Konsentrasi oksigen terlarut sangat penting bagi parameter kualitas air karena dibutuhkan dalam berbagai aktifitas fisik ikan. Kandungan oksigen optimum yang dapat menunjang pertumbuhan ikan adalah 2 mg/l (Badan Standardisasi Nasional, 2006).

Gurami tergolong ikan yang sangat peka terhadap perubahan suhu. Menurut Khairuman dkk (2003) gurami tergolong ikan yang peka terhadap suhu rendah sehingga jika suhu perairan lebih rendah daripada kisaran suhu optimal, gurami tidak akan produktif. Ikan mempunyai batas suhu tinggi dan rendah serta suhu optimal untuk pertumbuhan, inkubasi telur, konversi makanan dan resistensi/ketahanan terhadap penyakit tertentu. Batas optimim suhusangat bergantung pH, kandungan oksigen dan faktor lain seperti ketinggian tempat, kedalaman air dan cuaca. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 25?300C (Badan Standardisasi Nasional, 2006).

Ikan gurami dapat tumbuh dengan baik pada perairan dengan kisaran pH 5?10. Namun pH optimum yang dapat menunjang perkembangan dengan baik adalah 6,5?8,5 (Badan Standardisasi Nasional, 2006). Cara menetralkan pH yang terlalu asam dilakukan dengan penambahan kapur (CaCO3) atau soda kue ke dalam air dan jika terlalu basa dilakukan dengan penambahan asama fosfor (Agus, 2001).
Sisa pakan berlebih merupakan sumber amoniak. Pada pH tinggi, amoniak menjadi bentuk tidak ter?ion yang beracun. Perubahan mendadak dapat mengakibatkan insang rusak. Nafsu makan ikan dan pertumbuhan akan terhambat pada konsentrasi 0,08 mg/l, dan kematian akan terjadi pada 0,1 mg/l.
Fluktuasi (perubahan) alkalinitasyang cukup drastis akan membahayakan ikan. Kejadian itu dapat dicegah bila perairan mempunyai system buffer yang memadai (mengandung mineral bikarbonat, bikarbonat, borat dan silikat).

Kekeruhanmempengaruhi daya ikat air terhadap oksigen. Air keruh menyebabkan ikan kekurangan oksigen, nafsu makan berkurang, batas pandang ikan berkurang serta tertutupnya insang oleh partikel lumpur. Menurut Khairuman dkk (2003), gurami paling menyukai perairan yang jernih, tenang dan tidak banyak mengandung lumpur. Kecerahan air optimum yang dapat menunjang kehidupan ikan gurami yaitu 40?60 cm (Badan Standardisasi Nasional, 2006).

Aspek Ekonomis Budidaya Ikan Gurame

Lahan yang digunakan dapat menunjang keberlangsungan usaha budidaya, antara lain akses jalan dan pasar. Kemudahan transportasi dapat memperlancar penyediaan sarana dan prasarana budidaya. Kemudahan memasarkan hasil panen ke pasar bahkan pembeli bisa langsung dapat mendatangi lokasi panen budidaya dan memberi tambahan keuntungan bagi pembudidaya.

Aspek Sosial Budidaya Ikan Gurame
Area budidaya harus memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, antara lain meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat, kesempatan usaha dan penyerapan tenaga kerja, serta memenuhi kebutuhan protein hewani. Dengan pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi dapat menjamin keamanan areal budidaya dan keberhasilan usaha.
sumber : Ditjen Perikanan Budidaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar