By. Rai Agung Irfan S, A.Md
Budidaya ikan bawal menjadi pilihan banyak petani karena pemeliharaan yang
mudah, cepat besar dan mudah dipasarkan dan menjanjikan banyak keuntungan
karena ikan bawal merupakan jenis ikan yang cukup poluper di pasar ikan
konsumsi. Selain ikan bawal laut yang lebih dulu populer, ikan bawal tawar
memiliki popularitas yang tidak kalah baiknya.
Pada awanya Ikan bawal merupakan ikan yang diimpor dari Brasil, dengan nama
latinnya Collossoma macropomum. Bentuk badan pipih dan bulat dan warna kulit
keperak-perakan, memiliki lubang hidung yang besar, dan warna ujung sirip
berwarna merah atau kuning. Bentuk Badan ikan bawal mirip dengan ikan piranha
sehingga kadang ada yang terkecoh di antara dua ikan ini.
Ikan bawal merupakan ikan budi daya yang masih cukup baru diperkenalkan di
industri perikanan tanah air, namun karena hasil penyebarannya mendapat respon
dari para petani ikan, jumlahnya konsumsi ikan bawal ini semakin hari semakin
meningkat.
Meski cukup banyak duri pada dagingnya, ikan jenis ini memiliki rasa daging
yang gurih dan enak. Sebagai ikan konsumsi ikan ini sekarang menjadi alternatif
baru. Bahkan beberapa petani ikan yang sebelumnya memelihara ikan nila dan ikan
mas beralih memelihara ikan bawal air tawar, karena potensi ekonomi yang lebih
menguntungkan.
Hal tersebut yang telah dilakukan para pembudidaya ikan keramba jaring apung
(KJA) di Waduk Cirata, Cianjur, Jawa Barat. Melambungnya harga pakan ikan
menjadi salah satu alasan mengapa mereka beralih ke budi daya ikan bawal. Jika
dahulu para pembudidaya KJA lebih memilih membudidayakan ikan mas dan nila,
kini banyak yang mulai beralih ke komoditas ikan bawal. Dipilihnya ikan bawal,
karena jenis ikan ini tidak memerlukan pakan dengan kandungan protein tinggi,
sehingga para pembudidaya dapat menghemat biaya pengeluaran untuk pakan. Ikan
bawal juga tidak membutuhkan pakan yang berkualitas bagus dan mahal. Cukup
dengan pakan yang biasa saja, hasilnya sudah bagus.
Asep Guntara, Tecnical Service PT Suri Tani Pemuka (STP) – perusahaan di
bidang perikanan, anak perusahaan JAPFA yang berkantor pusat di Sidoarjo, Jawa
Timur – menjelaskan, “dalam membudidayakan ikan bawal, para pembudidaya hanya
cukup memberikan pakan dengan kandungan protein sekitar 25%.” Kandungan protein
tersebut jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan kandungan protein yang
harus diberikan pada pakan ikan mas, yang bisa mencapai kisaran 27%. “Jika
diberi pakan yang kandungan proteinnya lebih tinggi tidak akan berpengaruh
banyak terhadap pertumbuhan Ikan bawal,” imbuh Asep. Alhasil, harga pakan bawal
pun menjadi jauh lebih murah dan lebih terjangkau bagi para pembudidaya.
Selain itu ada beberapa keunggulan dan keistimewaaan budi daya ikan bawal antara lain Pertumbuhannya cepat, nafsu makan besar dan termasuk ikan omnivora (pemakan segala) serta Tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik.
Masa Panen Singkat
Para pembudidaya ikan bawal juga tak membutuhkan waktu lama untuk menikmati
keuntungan. “Sebab, siklus pertumbuhan ikan bawal, jauh lebih cepat ketimbang
ikan mas. Hanya butuh 45-60 hari saja untuk mencapai panen,” ujar Nurdin,
pembudidaya ikan bawal KJA di Waduk Cirata. Padahal dalam membudidayakan ikan
mas, sedikitnya diperlukan waktu antara 3-4 bulan untuk mencapai ukuran panen.
Rentang waktu panen pun sebenarnya masih bisa diperpendek, asalkan para
pembudidaya mau menggunakan benih dengan ukuran sedikit lebih besar. “Biasanya
benih yang digunakan ukuran 1 jari (1 inchi atau sekitar 2,54 cm), tetapi saya
mencoba untuk menggunakan benih yang ukuran 2 jari . Hasilnya 1 bulan sudah
bisa dipanen,” imbuh Nurdin.
Cepatnya masa panen ikan bawal ini juga diungkapkan oleh Asep. Menurutnya,
ikan bawal biasanya hanya membutuhkan waktu maksimal 2 bulan untuk mencapai
ukuran panen. Keuntungannya, perputaran uang menjadi lebih cepat.
Dia juga menambahkan, risiko membudidayakan ikan bawal jauh lebih kecil
ketimbang membudidayakan ikan mas. “Hampir tak ada penyakit mematikan yang menyerang
ikan bawal,” tegas Asep. Bandingkan dengan ikan mas, yang setiap saat tak lepas
dari intaian penyakit Koi Harpes Virus (KHV), yang hanya dalam sekejap dapat
memusnahkan seluruh ikan mas dalam keramba.
Menurut Ahmad, dari Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat, prospek usaha
budidaya bawal sangat menjanjikan. Pasalnya bawal sangat di minati dan banyak
permintaan datang dari hotel, restoran, rumah makan, warung tenda seafood,
pengepul dan pasar tradisional.
“Besarnya permintaan bawal laut merangsang petani ikan membudidayakan ikan
bawal tawar yang saat ini menjadi andalan komoditas perikanan air tawar. Bahkan
bawal air tawar menjadi alternatif substitusi apabila pasokan bawal air laut
menipis”, ujar Ahmad.
Ongkos Pakan Murah
Menurut sejumlah sumber, budidaya ikan bawal air laut menjanjikan keuntungan
yang menggiurkan. Beberapa pembudidaya ikan bawal KJA di Kabupaten Kepulauan
Seribu, DKI Jakarta mengatakan, untuk memulai usaha budidaya bawal air laut
perlu investasi sekitar Rp 40 juta hanya untuk membuat KJA ukuran 30 m x 30 m
di tepi pantai.
“Belum lagi untuk bibit dan pakan. Jika ditotalkan sampai panen perlu modal
sekitar Rp 100 jutaan, yang dipanen bisa 7 ton,” tutur Rahmad, pembudidaya ikan
bawal air laut di Kepulauan Seribu.
Sedangkan untuk budidaya ikan bawal air tawar, dibutuhkan modal sekitar Rp
7-8 juta untuk memulai budidaya 2.000 bibit ikan bawal yang dapan menghasilkan
1 ton ikan bawal pada kolam tanah ukuran 10 m x 10 m.
Menurut sejumlah pembudidaya ikan bawal, secara umum ikan itu lebih bagus
dibudidayakan dengan debit air yang cukup deras. Sehingga tepian laut atau
dengan membuat kolam air deras dari aliran air sungai sangat bagus untuk
mempercepat pertumbuhan. Meskipun demikian, bawal bisa saja dibudidaya di kolam
air tenang, hanya saja pertumbuhannya kurang bagus.
Dari sisi biaya produksi, budidaya bawal bisa ditekan, karena bawal itu
omnivora (pemakan segala), jadi selain pakan berupa pelet, bawal juga bisa
diberi pakan alami berupa keong, siput, dedaunan, limbah sayuran, hingga ikan
runcah.
Bawal juga memiliki daya cerna makan yang baik. Selain bisa diberi pakan alami, bawal bisa diberikan pakan protein rendah sekitar 20% yang harganya lebih murah sekitar Rp 3 ribu-Rp 5 ribu per kg dibanding dengan pakan berprotein tinggi. Dengan demikian dari 1 kg pakan yang diberikan dapat menghasilkan daging bawal sebanyak 0,7-0,8 kg (konversi pakan adalah 1:0,7-0,8) yang cukup efisien dan menguntungkan petani.
Keuntungan Menggiurkan
Pembudidayaan ikan bawal dapat dikategorikan menjadi dua bidang, yakni
pembibitan dan pembesaran. Menurut sjumlah sumber, menjadi pembibit ikan bawal
juga menguntungakan. Dari sepasang indukan siap kawin umur lebih dari 3 tahun
berat 1 kg-1,5 kg dapat menghasilkan 200 ribu-300 ribu bibit dalam sekali
perkawinan. Menariknya lagi, sejak telur menetas (larva), umur 12 hari sudah
bisa menghasilkan uang karena larva sudah banyak dicari petani pembibit untuk
dibesarkan dengan harga jual Rp 30 per ekor.
Larva yang telah berumur lebih dari 12 hari disebut bibit yang juga banyak
dicari petani pembesaran. Misalnya, bibit ukuran ¾ cm yang dijual dengan harga
Rp 150 per ekor; dan bibit umur 4 bulan seukuran korek api (4-5 cm) yang
umumnya dijual seharga Rp 250 per ekor.
Hanya dari keuntungan pembibitan bawal, petani mampu memperoleh omzet Rp 20
juta-Rp 30 juta setiap bulan. Menariknya lagi, selain waktu pembibitan yang
cepat, kolam yang digunakan tidak perlu seluas dan sebanyak kolam pembesaran.
Jadi lebih efisien.
Namun jika dihitung-hitung, usaha pembesaran bawal menjanjikan untung yang
lebih besar. Karena harga jual bawal air laut lebih mahal daripada bawal air
tawar, maka keuntungan paling besar mampu di raup petani bawal air laut.
Berdasarkan pengakuan sejumlah sumber, bisa meraih omzet Rp 210 juta dengan
keuntungan bersih Rp 120 juta tiap bulan. Sedangkan besarnya keuntungan yang
diperoleh pembudidaya ikan bawal air tawar, bisa mencapai Rp 80 juta, atau 50%
dari omset.
(sumber: surabayapost)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar