By. Rai Agung Irfan S. A.Md
Ingin ikan gurami anda cepat besar dan panen? Simak ulasan mengenai
hormon tiroksin yang dapat memacu pertumbuhan ikan gurami berikut ini.
Tidak terkecuali pada ikan gurami, pakan dan cara pemberiannya merupakan
salah satu faktor penting dalam budidaya ikan, terutama komposisi pakan dan
kandungan nutrisinya. Protein, lemak, karbohidrat diperlukan oleh tubuh ikan
sebagai materi dan energi untuk pertumbuhan dan diperoleh dari pakan yang
dikonsumsi. Selanjutnya, agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh untuk pertumbuhan,
pakan yang dikonsumsi akan mengalami proses metabolisme.
Proses metabolisme dan pertumbuhan pada ikan dipengaruhi juga oleh faktor
hormonal, diantaranya adalah hormon tiroksin yang dapat ditambahkan dalam
formulasi pakan buatan yang bisa kita buat sendiri sesuai dengan kebutuhan dan
ukuran ikan gurami. Hormon tiroksin ini mampu membantu untuk mengatur proses
metabolisme pada ikan, memacu laju pertumbuhan (Matty, 1982). Selain itu,
hormon tiroksin yang dicampurkan atau ditambahkan dalam pakan buatan juga mampu
meningkatkan nafsu makan, menambah berat tubuh dan meningkatkan kecepatan
absorbsi makanan (Guyton, 1983). Peran hormon tiroksin terhadap laju
pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh dosis hormon, dimana hormon tiroksin
ini mempunyai sifat biphasic, yaitu pada dosis rendah bersifat anabolik
(digunakan untuk sintesis senyawa baru), sedangkan pada dosis tinggi bersifat
katabolik (dioksidasi menghasilkan energi). Disamping itu, peran hormon
tiroksin juga dipengaruhi oleh ukuran dan umur ikan, keadaan nutrisi pakan
serta keadaan fisiologi ikan (Lam, 1985).
HORMON TIROKSIN
Menurut Djojosoebagio (1996), tiroksin adalah hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar tiroid, yang disintesis dan disimpan didalam folikel serta mengandung
unsur yodium. Tiroksin termasuk hormon amina yang berasal dari asam amino
tiroksin yang mengalami modifikasi sebagai hasil yodonisasi (pengikat yodium
pada asam amino tiroksin) dan penyatuan dari dua molekul asam amino tiroksin.
Tiroksin memiliki struktur kimia L-3,5,3’-triiodotironin atau T3 dan
L-3,5,3’,5’-tetraiodotironin atau T4. Matty (1985) mengatakan bahwa tiroksin
memainkan peran dalam pertumbuhan dan metabolisme ikan. Selanjutnya Hoar (1975)
mengatakan bahwa tiroksin terlibat dalam metabolisme protein secara langsung
dan tidak langsung walaupun pada saat tersebut belum ada informasi yang cukup
untuk menerangkan mekanismenya. Hormon tiroksin dapat dibutuhkan oleh semua
jaringan tubuh, khususnya bagi sel yang sedang tumbuh. Pada proses metabolisme,
tiroksin mempercepat reaksi glikolisis di hati. Tiroksin juga meningkatkan
penyerapan heksosa dari usus (Matty, 1982).
Turner dan Bagnara (1976) mengkategorikan fungsi hormon tiroksin menjadi dua
kelompok, yaitu fungsi yang mempengaruhi metabolisme dan fungsi yang
meningkatkan pertumbuhan. Pengaruh terhadap metabolisme meliputi kalorigenesis
serta pengaturan sistem transpor air dan ion. Sementara itu, pengaruh terhadap
pertumbuhan terjadi melalui peningkatan laju pertumbuhan jaringan homoiotermal
dan pengaturan metamorfosis. Hormon tiroksin merangsang laju oksidasi bahan
makanan dalam sel dan dengan demikian meningkatakan laju konsumsi oksigen,
meningkatkan pertumbuhan, dan mempercepat proses metamorfosis (Djojosoebagio,
1996).
PACU PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI
Matty (1985) menyatakan bahwa hormon tiroksin meningkatkan pengembalian dan
/ atau penyerapan asam amino oleh usus sehingga terjadi peningkatan konsentrasi
asam amino bebas dalam plasma. Tiroksin berpengaruh terhadap pertumbuhan hewan
muda dan proses metamorfosisnya. Pengaruh utama tiroksin adalah merangsang
pertumbuhan sistem saraf dan tulang. Hormon ini juga meningkatkan pertumbuhan
ikan steelhead trout dan teleostei lainnya dengan meningkatkan aktivitas
pengambilan makanan (nafsu makan), effisiensi makanan dan pembentukan rangka.
Hormon tiroksin dapat menyebabkan pertumbuhan normal pada tulang dan sebaliknya
dapat pula menyebabkan pertumbuhan abnormal (Higgs, 1983).
Penelitian Matty (1985) menunjukkan bahwa penggunaan tiroksin secara oral terhadap ikan trout pelangi (Salmo gairdneri) meningkatkan panjang dan bobot tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan panjang dan bobot ikan kontrol. Sedangkan pada penelitian Handayani (2001), pemberian hormon tiroid (triiodotironin) dengan dosis 10 mg/kg pakan pada ikan gurami dengan berat ikan uji 0.39 g/ekor sampai 21.99 g/ekor mampu meningkatkan aktivitas enzim protese dan lipase, hal ini menyebabkan retensi lemak dan retensi protein meningkat pula.
Penelitian Matty (1985) menunjukkan bahwa penggunaan tiroksin secara oral terhadap ikan trout pelangi (Salmo gairdneri) meningkatkan panjang dan bobot tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan panjang dan bobot ikan kontrol. Sedangkan pada penelitian Handayani (2001), pemberian hormon tiroid (triiodotironin) dengan dosis 10 mg/kg pakan pada ikan gurami dengan berat ikan uji 0.39 g/ekor sampai 21.99 g/ekor mampu meningkatkan aktivitas enzim protese dan lipase, hal ini menyebabkan retensi lemak dan retensi protein meningkat pula.
Hasil penelitian yang dilakukan Subiyanti (2005) juga menunjukkan bahwa
pemberian hormon tiroksin T4 (L-3,5,3’,5’-tetrtaiodotironin) yang dicampurkan
dalam pakan buatan untuk benih ikan gurami umur 60 hari dengan protein pakan
32% dan dosis hormon tiroksin 10 mg/kg pakan mampu meningkatkan aktivitas
pengambilan makanan (nafsu makan), effisiensi makanan dan pembentukan rangka,
meningkatkan laju metabolisme ikan dan merangsang sel-sel dalam tubuh untuk
melakukan proses oksidasi terhadap bahan makanan sehingga meningkatkan laju
pertumbuhan benih ikan gurami. Sedangkan penambahan dosis yang lebih tinggi
(> 10 mg/kg pakan) dalam pakan buatan dapat menyebabkan abnormalitas pada
metabolisme tubuh, seperti yang diungkapkan oleh Djojosoebagio (1996) yang
menyatakan bahwa individu yang mengandung tiroksin dengan dosis yang tinggi
diduga melakukan metabolisme terhadap sel-selnya sendiri. Dalam hal ini
kecepatan pembentukan dan pengrusakan sel hampir sama, sehingga penambahan sel
baik jumlah ataupun ukuran relatif tidak ada. Hal ini juga didukung oleh
penelitian Subiyanti (2005) yang menyebutkan bahwa pemberian hormon T4 pada
dosis yang lebih tinggi pada benih ikan gurami menyebabkan laju pertumbuhan
harian yang rendah.
Formulasi pakan yang digunakan (g / 100 g pakan) dengan penambahan hormon tiroksin (T4)
No. |
Bahan Pakan
|
Jumlah (gram) |
1. |
Tepung Ikan
|
19.56 |
2. |
Tepung Rebon
|
12.93 |
3. |
Tepung Kedelai
|
30.16 |
4. |
Tepung Daun Talas
|
30.35 |
5. |
Minyak Ikan
|
3 |
6. |
Vitamin Mix
|
2 |
7. |
Mineral Mix
|
1 |
8. |
CMC (binder)
|
1 |
9. |
Hormon Tiroksin (T4)
|
0.001 |
Jumlah | 100 | |
Kontribusi Protein (%) | 32 |
Selain itu, dengan pemberian hormon tiroksin (T4) dalam pakan buatan dengan
dosis 10 mg/kg pakan juga mampu meningkatkan effisiensi pemanfaatan pakan yang
diberikan (memberikan nilai FCR yang lebih rendah, yaitu sebesar 1.94)
(Subiyanti, 2005). Hal ini didukung oleh pendapat Guyton (1983) yang menyatakan
bahwa efek utama hormon tiroksin adalah meningkatkan aktivitas metabolisme
sebagian jaringan tubuh sehingga kecepatan penggunaan makanan untuk energi
sangat dipercepat. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pertumbuhan dan
effisiensi pemanfaatan pakan benih ikan gurami disarankan dilakukan penambahan
hormon tiroksin dalam pakan buatan dengan dosis 10 mg/kg pakan agar kebutuhan
energy benih ikan gurami dapat terpenuhi. Hormon tiroksin ini dapat dicampurkan
pada saat pembuatan pakan buatan sendiri atau pada pakan buatan yang sudah jadi
(buatan pabrik).
(sumber:kkp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar